Optimisme Baru Warnai Kinerja Pasar Modal Indonesia

Optimisme Baru Warnai Kinerja Pasar Modal Indonesia
Optimisme Baru Warnai Kinerja Pasar Modal Indonesia

JAKARTA - Pasar modal Indonesia terus menunjukkan ketangguhan di tengah dinamika ekonomi global yang tidak menentu. Stabilitas kinerja pasar ini tergambar dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang meskipun sempat terkoreksi, akhirnya mampu menunjukkan penguatan yang signifikan hingga pertengahan tahun 2025.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pada akhir Juni 2025, IHSG berada di level 6.927 atau mengalami penurunan 2,15 persen secara year-to-date (ytd). Namun, hingga 31 Juli 2025, IHSG menguat dan menembus level 7.484, mencatatkan kenaikan 5,71 persen ytd. Ini menunjukkan pemulihan kuat dalam waktu yang relatif singkat.

Kapitalisasi Pasar Sentuh Level Tertinggi

Baca Juga

BSI Wujudkan Dampak Sosial Lewat Keuangan Islam

Di tengah pemulihan tersebut, nilai kapitalisasi pasar mencatat rekor baru. Hal ini disampaikan oleh Inarno Djajadi, Anggota Dewan Komisioner OJK sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon.

"Nilai kapitalisasi pasar pada Juli 2025 menyentuh all time high selama tiga hari berturut-turut, dengan puncaknya terjadi pada 29 Juli 2025 sebesar Rp13.700 triliun," ujar Inarno dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK yang diselenggarakan secara daring.

Meski demikian, investor non-residen atau asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp8,34 triliun sepanjang Juli 2025. Secara kumulatif sepanjang tahun ini, investor asing mencatatkan total net sell sebesar Rp61,91 triliun. Namun, daya serap pasar domestik terbukti mampu menyeimbangkan tekanan tersebut.

Likuiditas Meningkat, Transaksi Harian Naik

Dari sisi likuiditas, tren pertumbuhan juga tercermin dari nilai transaksi harian pasar saham. Rata-rata nilai transaksi harian per Juli 2025 mencapai Rp13,42 triliun, meningkat dari Rp13,29 triliun pada akhir Juni 2025. Capaian ini juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata transaksi harian sepanjang 2024 yang tercatat sebesar Rp12,85 triliun.

Peningkatan ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia semakin membaik, terutama di tengah berbagai tantangan global yang masih berlangsung.

Obligasi dan Reksa Dana Tumbuh Positif

Tidak hanya di pasar saham, pasar obligasi juga mencatatkan pertumbuhan. Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen secara month-to-date (mtd) ke level 418,84. Inarno menyebutkan bahwa investor non-residen mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp13,28 triliun secara mtd dan Rp55,32 triliun secara ytd.

Sementara itu, dalam sektor pengelolaan investasi, total Asset Under Management (AUM) hingga 31 Juli 2025 mencapai Rp856,62 triliun. Nilai ini meningkat 1,95 persen mtd atau naik sebesar Rp2,38 triliun ytd. Produk reksa dana turut memberikan kontribusi positif dengan mencatatkan net subscription sebesar Rp14,43 triliun secara mtd, atau Rp12,40 triliun secara ytd.

Penawaran Umum dan SCF Semakin Bergairah

Penghimpunan dana di pasar modal juga tetap dalam jalur pertumbuhan. Hingga 31 Juli 2025, nilai penawaran umum telah mencapai Rp144,78 triliun, termasuk Rp8,49 triliun dari 16 emiten baru. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal masih menjadi pilihan utama untuk mencari pendanaan jangka panjang.

Di sisi lain, skema securities crowdfunding (SCF) juga mengalami perkembangan signifikan. Hingga akhir Juli 2025, tercatat sebanyak 18 penyelenggara SCF telah mengantongi izin OJK. Terdapat 876 efek dari 534 penerbit, dengan total pemodal mencapai 184.504 orang. Dana yang berhasil dihimpun dan tercatat di KSEI sebesar Rp1,64 triliun.

Derivatif dan Bursa Karbon Terus Berkembang

Pasar derivatif keuangan pun mencatat kemajuan. Sejak 10 Januari hingga 31 Juli 2025, sebanyak 96 pelaku dan 19 penyelenggara telah memperoleh persetujuan prinsip dari OJK. Volume transaksi derivatif berbasis efek sejak awal tahun tercatat sebanyak 655.632 dengan nilai akumulasi Rp4.500.010 triliun.

Sementara itu, perkembangan bursa karbon yang diresmikan pada 26 September 2023 juga terus menunjukkan pertumbuhan. Hingga akhir Juli 2025, terdapat 116 pengguna jasa yang telah mengantongi izin resmi, dengan total volume perdagangan sebesar 1.599.000 ton CO? ekuivalen dan nilai akumulasi transaksi sebesar Rp77,95 miliar.

Aksi Buyback Emiten Capai Triliunan Rupiah

Aksi korporasi berupa buyback saham juga meningkat. Selama periode 20 Maret hingga 31 Juli 2025, terdapat 45 emiten yang menyampaikan keterbukaan informasi untuk melakukan buyback tanpa denominasi rupiah, dengan alokasi dana sebesar Rp26,52 triliun. Dari jumlah tersebut, 36 emiten telah merealisasikan buyback senilai Rp3,7 triliun atau setara dengan 13,8 persen dari alokasi dana yang tersedia.

Fondasi Pasar Makin Kuat dan Berdaya Saing

Berbagai indikator tersebut menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga terus bertumbuh secara sehat dan inklusif. Dukungan dari kebijakan regulator, antusiasme pelaku pasar, serta pemanfaatan teknologi dan keberlanjutan memperkuat fondasi pasar modal sebagai pilar utama pembiayaan ekonomi nasional.

Capaian di pertengahan tahun ini menjadi sinyal positif bagi para investor dan pemangku kepentingan bahwa pasar modal Indonesia berada dalam jalur yang tepat untuk terus tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih maju dan berdaya saing global.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Hutama Karya Perkuat Sinergi dengan Media Riau

Hutama Karya Perkuat Sinergi dengan Media Riau

KAI Commuter Pastikan Perbaikan Jalur KRL Lancar

KAI Commuter Pastikan Perbaikan Jalur KRL Lancar

Jepang Tingkatkan Kewaspadaan Panas Ekstrem 2025

Jepang Tingkatkan Kewaspadaan Panas Ekstrem 2025

BMKG Umumkan Luasan Musim Kemarau di Indonesia

BMKG Umumkan Luasan Musim Kemarau di Indonesia

Kreator Lokal Ramaikan Sektor Otomotif Nasional

Kreator Lokal Ramaikan Sektor Otomotif Nasional